Archives

0

BAB 2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

asa Kamis, 24 Juni 2010
NAMA : DAMAR SEKARJAYA
KELAS : 1IA11
NPM : 55409694

Manusia didefinisikan sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system, dan juga merupakan makhluk biologis dan makhluk yang ingin memperoleh atau memperhitungkan keuntungan dari setiap kegiatannya, serta merupakan makhluk yang ingin memiliki kekuasaan, makhluk yang berbudaya, dan masih banyak lagi definisi yang lain. Empat unsur manusia yang saling terkait yaitu jasad, hayat, ruh, dan nafs. Adapun tiga unsur yang terkandung dalam manusia sebagai satu kepribadian yaitu id, ego, dan superego.

Ada beberapa hakekat manusia diantaranya yaitu manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa, dimana tubuh adalah materi yang dapat dilihat, di raba, dan di rasa, namun tidak abadi. Sedangkan jiwa adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat, tidak dapat di rasa, namun abadi. Selain itu manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi oleh akal,perasaan dan kehendak. Dengan begitu, manusia dapat mempertimbangkan sesuatu hal yang baik dan buruk. Selain itu manusia juga sebagai makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi artinya manusia dapat dipelajari secara anatomi, fisiologi, psikobiologi dan juga bisa dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, dan psikologi sosial. Manusia juga merupakaan ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, karena hidup manusia mempunyai tiga taraf yaitu estetis,etis, dan religious.

Seorang sarjana Amerika keturunan Cina, Francais L.K.Hsu mengembangkan konsepsi bahwa jiwa manusia mengandung delapan daerah. Nomor 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Sedangkan nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan. Untuk nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. Nomor 3 disebut lingkungan hubungan karib. Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna. Nomor 1 disebut hubungan jauh dan nomor 0 disebut lingkungan dunia luar.

Kebudayaan

Secara umum kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan memperthanakan hidupnya di dalam lingkungan.

Malville J Herkovits merumuskan unsur pokok kebudayaan yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, dan keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur kebudayaan terdiri dari system norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan. Sedangkan C.Kluckhohn didalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal yaitu system religi (system kepercayaan), system organisasi, kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi,system teknologi dan peralatan bahasa, dan kesenian.

Adapun tiga wujud kebudayaan yaitu kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia, dimana wujud ini disebut system budaya yang sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala manusia yang menganutnya. Selain itu kompleks aktivitas, yaitu berupa interaksi manusia, bersifat konkret, dapat diamati atau di observasi. Wujud ini sering disebut system sosial. Selain itu wujud sebagai benda dimana aktivitas manusia tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya untuk mencapai tujuan.

Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation, system nilai budaya menyangkut lima masalah pokok yaitu hakekat hidup manusia, hakekat karya manusia, hakekat waktu manusia, hakekat alam manusia, dan hakekat hubungan manusia. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan baru adalah terbatasnya kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang dari luar masyarakat tersebut, pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan, corak struktur sosial, dapat diterima jika sebelumnya sudah ada,memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dibuktikan kegunaannya.

Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Komentar :

Hubungan antara manusia dan kebudayaan memang erat kaitannya. Manusia sebagai pelaku kebudayaan, sudah sepatutnya untuk selalu menjaga nilai – nilai yang terkandung dalam sebuah kebudayaan tersebut. Hal ini terkait dengan arti kebudayaan yang merupakan tingkah laku dari adat sekelompok manusia pada suatu tempat tertentu. Tidak mudah untuk menjaga suatu nilai kebudayaan agar tetap utuh sesuai nilai awalnya. Karena itulah hubungan antar manusia untuk selalu menjaga keutuhan dan keaslian nilai kebudayaan sangat diperlukan. Agar nilai suatu kebudayaan tersebut tidak berubah. Adanya interaksi antar manusia juga merupakan salah satu cara untuk mempertahankan suatu kebudayaan. Karena interaksi tersebut akan mempererat tali persaudaraan sehingga terjalin suatu hubungan baik dan hal itu mempermudah manusia untuk mempertahankan nilai kebudayaan. Sebagai seorang manusia yang dilengkapi akal, fikiran dan perasaan sudah sepantasnya manusia tersebut menjaga hubungannya antar manusia yang lain. Karena dengan menjaga suatu hubungan baik maka akan membantu kita dalam beraktivitas dengan baik. Hal ini akan membantu seseorang untuk mencapai suatu tujuan hidupnya. Karena setiap manusia pasti mempunyai suatu tujuan dan keinginan dalam hidupnya, terkait dengan definisi manusia selalu ingin memiliki suatu kekuasaan. Kekuasaan itulah yang menjadi suatu tujuan seorang manusia. Karena itulah, kita sudah sepantasnya menjaga perilaku kita sebagai seorang manusia agar dapat menjaga keutuhan hubungan baik sehingga dapat saling menghargai dan membantu serta mempertahankan adat istiadat yang merupakan suatu kebudayaan.
0

BAB 10. MANUSIA DAN KEGELISAHAN

NAMA : DAMAR SEKARJAYA
KELAS : 1IA11
NPM : 55409694

Kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan dapat diketahui dari tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu misalnya berjalan mundar mandir sambil menundukan kepala dalam ruang tertentu, memandang jauh ke depan sambil mengepal ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dll. Sigmund Freud berpendapat, ada tiga macam kecemasan yaitu kecemasan kenyataan (obyektif) yaitu suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Lalu kecemasan neuritis (syaraf) yaitu kecemasan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Dan juga kecemasan moril yaitu kecemasan yang disebabkan karena pribadi seseorang. Penyebab orang menjadi gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Usaha untuk mengatasi kegelisahan pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, kita harus bersikap dan berpikir tenang. Cara lain yaitu dengan sedikit pemikiran sambil introspeksi diri. dapat juga dengan bersedia menerima akibatnya dengan tabah serta bersama-sama mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan keburukan akibat timbulnya kecemasan. Dan cara yang paling ampuh adalah dengan memasrahkan diri kepada Tuhan.

Keterasingan berarti tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Yang menyebabkan seseorang berada dalam keterasingan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak di benarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyrakat.

Kesepian merupakan perasaan merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat menyebabkan kesepian. Dalam hal ini, ia tidak mau diganggu dan lebuh senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dsb. Keterasingan dan kesepian itu serupa tapi tak sama. Perbedaanya terletak pada sebab dan akibatnya. Jadi, kesepian merupakan akibat dari keterasingan.

Ketidakpastian merupakan keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal usul yang jelas. Penyebab terjadinya ketidakpastian adalah obsesi, phobia, kompulasi, histeria, delusi, halusinasi, dan keadaan emosi. Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus. Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebabnya. Kompulasi adalah adanya ke ragu-raguan tentang apa yang telah di kerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali – kali. Histeria adalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain. Delusi adalah pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Halusinasi merupakan khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Keadaan emosi menyebabkan sikap seseorang menjadi apatis atau terlalu bergembira, lari-larian, nyanyi, ketawa, atau bisa juga sedih menekan, tidak nafsu, tidak semangat, gelisah, resah, mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan menyendiri. Usaha untuk menyembuhkan suatu ketidakpastian yaitu dengan menyelidiki penyebabnya, jika sudah diketahui penyebabnya maka dapat di ketahui jalan keluarnya, misalnya phobia maka harus dilatih sedikit demi sedikit. Namun jika penyebabnya tidak pasti maka usaha yang dilakukan adalah pergi ke psikolog.

Komentar :

Setiap individu pasti pernah memiliki atau mengalami sebuah permasalahan. Permasalahan tersebutlah yang menyebabkan seorang individu mengalami hal-hal yang telah dibahas diatas, seperti kegelisahan, keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian. Suatu permasalahan tidak akan berbuntut panjang jika individunya sendiri dapat menyelesaikan permasalahannya tersebut dengan fikiran yang tenang dan jernih sehingga hal-hal seperti pembahasan pada materi ini tidak akan terjadi pada diri individu tersebut. Karena jika tidak, hanya akan menimbulkan permasalahan baru yang justru akan memperpanjang masalahnya dan cenderung akan merugikan dirinya sendiri. Suatu perasaan seperti kegelisahan, keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian muncul karena diri kita sendiri. Dan perasaan tersebut juga dapat hilang berkat usaha dari diri kita sendiri. Karena itulah, jangan membuat suatu masalah menjadi berlarut larut dan jangan pula menjadikan masalah tersebut menjadi sesuatu yang merugikan diri kita sendiri. Selesaikanlah suatu masalah dengan kepala dingin dan hati yang tenang.
 
Copyright 2010 technotsuck